PPIM Gelar Project Board Meeting ke-3, Paparkan Capaian dan Pelajaran Penting Proyek REACT

Jakarta – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menyelenggarakan Project Board Meeting ke-3 pada Kamis, 17 Desember 2025, di Hotel Grand Sahid Jakarta. Pertemuan ini menandai puncak dari perjalanan proyek REACT (Religious Environmentalism Actions): Empowering Young Religious Leaders and Communities Towards Achieving Sustainable Environmental Development in Indonesia yang berjalan sejak 2023.

Acara dibuka dengan pengantar dari Dr. Didin Syafruddin, Direktur Eksekutif PPIM, dilanjutkan sambutan dari Mr. Arne Muis, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, yang merepresentasikan mitra pendukung proyek.

“Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang pelaporan kemajuan, tetapi juga platform diskusi strategis untuk memperkuat komitmen bersama,” tutur Dr. Didin Syafruddin. Dalam kesempatan tersebut, Mr. Arne Muis menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada PPIM UIN serta seluruh pemangku kepentingan kunci dalam kegiatan REACT.

“Program REACT sangat positif dan mendorong sosialisasi pentingnya isu lingkungan secara global, termasuk di kalangan masyarakat beragama. Terlebih, program ini melibatkan generasi muda dan bersifat lintas iman, sehingga menjadikan isu lingkungan semakin inklusif,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mengaplikasikan apa yang kita yakini: “you practice what you preach.”

Dukungan dari Berbagai Kementerian dan Stakeholder Penting

Pertemuan strategis ini dihadiri oleh perwakilan kunci dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah, mencerminkan pendekatan kolaboratif lintas sektor yang diusung REACT. Turut hadir perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pemaparan Hasil dan Refleksi oleh Direktur Riset PPIM

Sesi inti acara diisi dengan pemaparan hasil dan refleksi mendalam oleh Prof. Iim Halimatussa’diyah, PhD Direktur Riset PPIM. Dalam presentasinya, Prof. Iim menyampaikan capaian proyek serta sejumlah pelajaran kritis (lesson learned) yang diperoleh selama implementasi.

Prof. Iim menekankan bahwa pendekatan lingkungan terbukti paling efektif ketika berhasil mengintegrasikan nilai moral, pengetahuan saintifik, dan manfaat ekonomi secara bersamaan. REACT belajar bahwa pesan keagamaan dan etika lingkungan harus ditopang oleh literasi sains serta narasi manfaat ekonomi yang konkret agar benar-benar mampu mendorong perubahan perilaku berkelanjutan.

Lebih lanjut, proyek ini mengonfirmasi bahwa agama dan pemimpin keagamaan merupakan aset strategis, namun dampaknya sangat bergantung pada kesiapan institusional. Kolaborasi dengan lembaga keagamaan berjalan efektif ketika didukung oleh kepemimpinan yang visioner, dukungan internal yang kuat, serta tersedianya ruang kolaborasi yang inklusif lintas iman.

Di sisi lain, produksi pengetahuan keagamaan atau ekoteologi tidak otomatis menjangkau dan diadopsi oleh umat. Meski ekosistem organisasi dan fatwa lingkungan telah tersedia, REACT menyimpulkan bahwa tanpa strategi diseminasi yang kontekstual dan populer, konsep-konsep tersebut sulit terinternalisasi dalam praktik sehari-hari. Disamping itu, peran perempuan sebagai agen kunci perubahan lingkungan juga diakui, meski kapasitas dan ruang partisipasinya masih perlu difasilitasi lebih maksimal.

Pelajaran paling penting yang dibagikan adalah bahwa keberlanjutan dampak memerlukan kolaborasi lintas sektor yang sistematis. Fragmentasi antar lembaga dan dinamika perubahan kebijakan dapat menghambat dampak jangka panjang. Oleh karena itu, pelembagaan program, penguatan kapasitas akto, khususnya pemimpin agama, serta koordinasi dan sinergi yang erat lintas kementerian menjadi prasyarat mutlak untuk memastikan keberlanjutan inisiatif lingkungan berbasis agama.

Kehadiran perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, lembaga pemerintah dari berbagai sektor menjadi landasan yang kuat untuk mengadvokasi temuan dan rekomendasi dari Proyek REACT, agar dapat diadopsi dan diteruskan dalam kerangka kebijakan dan aksi kolektif yang lebih luas untuk Indonesia yang lebih lestari.

Bagikan Cerita Ini, Pilih Platform Anda!